Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia yang dikenal sebagai kota metropolitan. Jakarta menjadi pusat mobilitas yang begitu besar dengan wilayah yang cukup sempit. Latar Belakang Perekonomian DKI Jakarta selama ini telah menjadi barometer bagi kemajuan dan kestabilan pembangunan nasional karena memikili kondisi umum yang jauh lebih baik dibanding propinsi-propinsi lain di Indonesia. Sebagai ibukota negara dan wilayah konsentrasi dari berbagai kegiatan perekonomian nasional dan internasional. Sebagai pusat dari peradaban di Indonesia, Jakarta dirundung banyak persoalan dan masalah yang menyebabkan Jakarta semakin terpuruk. Berikut ini uraian permasalahan mengenai carut-marut keadaan kota Jakarta sebagai kota Metropolitan.
A. SOSIAL
Sejumlah problem sosial yang masih terlihat di Ibukota adalah tingginya jumlah anak jalanan, pengemis dan gelandangan dan tingkat urbanisasi. Belum lagi persoalan yang melekat pada kaum mudanya seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, penganguran serta permainan judi. Gambaran tersebut merupakan potret sosial Jakarta yang semakin hari semakin memprihatinkan.
B. PENGANGGURAN DAN KETENAGAKERJAAN
Data Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta tahun 2007 menyebutkan jumlah pengangguran di Jakarta mencapai 615.000 orang, sebuah angka yang cukup tinggi. Jumlah ini akan semakin bertambah dengan kondisi ekonomi yang belum dapat menarik tenaga kerja baru. Selain itu, jumlah usia kerja siap pakai lulusan sekolah/perguruan tinggi yang tersedia terus meningkat. Lapangan kerja yang terbatas telah disiasati pencari kerja dengan memasuki sektor informal. Namun, geliat sektor informal tidak mendapat respon positif dari pemerintah. Ancaman penggusuran dari pemerintah terhadap pekerja sektor informal yang kerap terjadi, ketidak berdayaan mengendalikan PHK yang terjadi di berbagi industri, serta kesulitan penyediaan lapangan pekerjaan, adalah gambaran masalah pelik ketenagakerjaan di Jakarta.
C. URBANISASI
Sebagai ibukota negara dan wilayah konsentrasi dari berbagai kegiatan perekonomian nasional dan internasional, Jakarta memiliki basis ekonomi yang lebih baik, karena didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang relatif baik, infra-struktur yang lebih memadai serta daya tarik investasi di sektor-sektor produktif yang melebihi propinsi-propinsi lain. Daya tarik dan keunggulan ekonomi ini pula yang secara terus menerus berpotensi menciptakan urbanisasi ke Jakarta dengan dampak negatif pada melemahnya daya dukung lahan dan lingkungan serta masalah-masalah kemasyarakatan.
D. EKONOMI DAN KEMISKINAN
Maraknya pembangunan mall, hypermarket dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya telah menggusur keberadaan pasar tradisional dan pedagang kaki lima. Juga, kurangnya perhatian kepada peningkatan kualitas pedagang kaki lima. Kondisi seperti ini berpengaruh kepada perkembangan ekonomi usaha kecil dan menengah (UKM). Perhatian terhadap unit-unit usaha kecil dan menengah, khususnya masyarakat ekonomi lemah, masih sangat minim. Sementara persoalan pengangguran menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah. Hal tersebut mendorong meningkatnya prosentase kemiskinan di Jakarta.
Dari hasil survey BPS DKI Jakarta menyatakan bahwa jumlah rumah tangga miskin ada 101.674 rumah tangga atau sebanyak 340.687 anggota rumah tangga. Apabila dibandingkan dengan jumlah rumah tangga di DKI Jakarta yang berjumlah 2.025.699 rumah tangga berarti rumah tangga miskin DKI Jakarta ada 5,02 % atau dengan perkataan lain bila dibandingkan dengan jumlah penduduk ada 16,82 % penduduk DKI Jakarta yang tergolong miskin, Dan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya justru jumlah penduduk bertambah
E. PENDIDIKAN
Jakarta masih menyimpan sejumlah persoalan pendidikan. Di setiap awal tahun ajaran baru, orang tua siswa kerap mengeluhkan biaya pendidikan yang semakin mahal, terlebih dengan adanya sejumlah uang-uang pungutan seperti uang seragam, buku, alat dan fasilitas dan pungutan lainnya. juga kehidupan para guru masih jauh dari sejahtera. Angka putus sekolah juga menjadi catatan tersendiri. Sebagai contoh, menurut data DIKDAS tahun 2006/2007, angka putus sekolah di tingkat SD mencapai 1.002 siswa dan di tingkat SMP mencapai 2.172 siswa. Masa depan Jakarta ditentukan oleh masyarakatnya, oleh karena itu pembangunan berbagai sektor di Jakarta harus diiringi dengan komitmen untuk meningkatkan kualitas dunia pendidikan, termasuk kesiswaan, tenaga pengajar dan fasilitas lainnya.
F. KESEHATAN
Kesehatan di Jakarta menjadi salah satu prioritas persoalan yang harus segera ditangani. Karena berdampak pada perkembangan dan kualitas masyarakat Jakarta. Masalah ini dipicu oleh beberapa hal, diantaranya kemiskinan, kesadaran hidup bersih yang rendah, persoalan lingkungan serta kebijakan pemerintah yang masih kurang mengena kepada masyarakat miskin. Mahalnya harga obat dan biaya rumah sakit yang tinggi, adanya diskriminasi layanan kesehatan, gizi buruk, minimnya pelayanan puskesmas dan posyandu serta minimnya ketersediaan air bersih, merupakan beberapa gambaran persoalan kesehatan di Jakarta. Secara umum masyarakat miskin di Jakarta berada dalam situasi rentan: ketidak-berdayaan dan keterisolasian, tidak memiliki sarana dan prasarana dasar kehidupan dan kualitas lingkungan permukiman yang buruk.
G. LINGKUNGAN
Persoalan lingkungan adalah salah satu dari sejumlah persoalan Jakarta yang pelik dan harus mendapat perhatian serius. Pengembangan wilayah Jakarta yang tidak terkontrol, sistem pembuangan sampah yang masih primitif, sempitnya derah serapan air, berkurangnya kawasan hijau, polusi udara, dan transportasi adalah sejumlah catatan terhadap kondisi lingkungan Jakarta. Permasalahan tata ruang dan perumahan dengan tingkat kepadatan tinggi, sistem transportasi terpadu, dan pembangunan infrastruktur fisik merupakan beberapa tantangan bagi pemerintah DKI Jakarta di masa yang akan datang.
è Sampah
Setiap harinya kota jakarta mampu menghasilkan 1.800 sampah. Limbah sampah yang paling banyak di hasilkan adalah dari masyarakat atau penduduk. Dan volume sampah di jakarta di darat maupun di air adalah 30.000 meter kubik per harinya, dan sampah yang jatuh ke air bejumlah 1.800 meter kubik. Termasuk 1.500 ton sampah yang setiap harinya diproduksi PD Pasar Jaya. Dari jumlah itu yang terangkut setiap harinya hanya 85 persennya saja, dengan 1.000 truk sampah yang beroperasi. Ini artinya, ada 15 persen atau 4.500 M3 sampah tidak terangkut, berada di tepi-tepi jalan atau ruang terbuka lainnya dan menimbulkan bau tak sedap. Tempat pembuangan sampah Bantar Gebang juga tidak akan bertahan lama mampu menampung sampah-sampah ini.
Keberadaan dan tumpukan sampah di beberapa wilayah DKI Jakarta sudah sampai pada taraf memprihatinkan. Potret pola hubungan dan prilaku sosial masyarakat Jakarta dengan alam lingkungannya dapat dilihat pada kondisi Jakarta setiap kali banjir usai.
è Banjir
Banjir besar yang melanda Jakarta, tidak lagi disebabkan semata-mata oleh air kiriman atau derasnya hujan yang turun. Pembangunan fisik Jakarta telah mengubah tata kota Jakarta menyimpang dari konsep kota yang berwawasan lingkungan dan prinsip keseimbangan ekologi. Penyempitan dan pendangkalan sungai yang disebabkan oleh sampah juga merupakan faktor-faktor yang membuat banjir di Jakarta semakin parah.
è Udara
Udara Kota DKI Jakarta adalah udara yang termasuk terburuk di dunia yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi para penduduknya. Lihat saja langit Jakarta yang semakin lama semakin kelam oleh Kabut Haze / Polusi yang dihasilkan dari aktifitas manusia yang tinggal di dalamnya.
Kabut udara yang menyelimuti kota Jakarta di pagi, siang, sore dan malam hari bukanlah kabut yang mengandung udara sejuk yang menyegarkan, namun merupakan kepulan kabut asap racun yang siap mengantar anda menuju rumah sakit dalam tempo cepat ataupun lambat. Kabut tersebut tentu saja tidak terjadi dengan sendirinya. Haze Polution tersebut diciptakan oleh manusia yang ada di sekitarnya baik disadari maupun tidak disadari.
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadi polusi di Jakarta :
1. Asap Kendaraan Bermotor
Setiap harinya Kota DKI Jakarta melahirkan kendaraan bermotor baru yang tentu saja menambah volume gas buangan emisi kendaraan bermotor yang beracun serta berbahaya untuk dihirup oleh makhluk hidup pada umumnya. Untuk mengatasinya diperlukan pembatasan jumlah kendaraan bermotor secara adil untuk semua lapisan masyarakat, mewajibkan produsen mobil baru hanya menjual kendaraan bermotor berbahan bakar ramah lingkungan, mengganti kendaraan umum dengan yang ramah lingkungan, memperbanyak busway berbahan bakar bbg, menilang kendaraan bermotor yang mengeluarkan emisi berlebih serta menerapkan program bepergian dengan kendaraan umum atau sepeda.
2. Asap Emisi Gas Buangan Pabrik
Asap buangan pabrik yang nakal dapat mengandung racun yang berbahaya bagi manusia di sekitarnya. Asap pabrik dapat menyebar mengikuti arah angin sehingga sangat mungkin untuk jatuh dan terhirup oleh orang-orang yang berada di lingkungan perumahan sekitar pabrik. Oleh sebab itu pemerintah harus dengan secara ketat mengawasi hasil gas buangan setiap pabrik yang ada atau merelokasi pabrik ke daerah atau area khusus pabrik.
3. Pembakaran Sampah
Jakarta menghasilkan banyak sampah perhari yang harus dibuang ke suatu tempat yang jauh. Terkadang untuk menyusutkan kuantitas sampah yang ada, orang-orang yang tidak bertanggung-jawab melakukan bakar sampah yang menghasilkan asap yang meyesakkan dada dengan kepulan asap percampuran partikel-partikel racun. Di samping itu kegiatan bakar samaph beresiko untuk membesar dan turut menghanguskan bangunan yang aa di sekelilingknya.
4. Gas Buangan Perusak Ozon
Banyak produk seperti parfum semprot, hair spray, ac, kulkas, mengandung bahan CFC (chlorofluorocarbon). Apabila anda menggunakan botol semprot dengan bahan propellant aerosol dan lain sebagainya yang merusak lapisan ozon / o3 maka tolaklah dan jangan dibeli atau digunakan lagi.
H. BIROKRASI
Birokrasi adalah bangunan struktur pengimplementasian kebijakan pemerintah dalam pemberian pelayanan serta perlindungan kepada publik secara efektif dan efisien. Sistem yang membentuk birokrasi, kultur birokrasi dan infrastruktur birokrasi di Jakarta, merupakan beberapa catatan persoalan demokrasi di Indonesia. Keruwetan serta mekanisme yang berbelit merupakan akibat dari sistem birokrasi yang tidak profesional. Kondisi ini diperburuk dengan kesadaran aparat yang masih rendah untuk memberikan pelayanan secara efektif dan efisien untuk masyarakat. Tingkat korupsi aparat pemerintah merupakan cerminan kualitas pemerintahan, terutama pemimpinnya.
I. TRANSPORTASI
Adalah pengetahuan umum bahwa Jakarta mengalami masalah kemacetan lalu lintas luar biasa. Kemacetan yang terjadi di Jakarta disebabkan tidak memadainya ruas jalan yang ada dengan jumlah kendaraan pribadi maupun angkutan kota. Data tahun 2003 menunjukkan kepemilikan sepeda motor 57%, kendaraan pribadi 28% dan kendaraan umum 6% dari 5.336.497 kendaraan di Jakarta. Hal ini diperparah dengan mentalitas pengemudi mobil pribadi maupun angkutan umum yang kurang beradab dan lebih memikirkan diri sendiri, dengan mengabaikan peraturan lalu lintas, serobot serta parkir di tempat terlarang yang menimbulkan kemacetan. Selain itu, sarana angkutan umum yang kurang nyaman dan aman merupakan salah satu persoalan transportasi di Jakarta.
J. MULTIKULTURALISME
Jakarta, sebagai kota metropolitan, merupakan titik temu dari banyak orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Jakarta merupakan magnet yang menarik kedatangan orang-orang yang berkeinginan memperbaiki kualitas hidupnya. Akibatnya, Jakarta penuh sesak dengan orang-orang yang berbeda suku, agama dan budayanya. Jakarta adalah miniatur Indonesia. Perbedaan yang ada di dalamnya merupakan fakta sosial yang harus dihadapi. Minimnya wawasan kebangsaan, muncul dan menguatnya etnosentrisme, prasangka budaya yang berlebihan, egoisme, dominasi dan diskriminasi etnis merupakan sejumlah persoalan kebhinekaan di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar